Selasa, 30 November 2010

just my not bad but Luck (part 1)

cerincing...cerincing
kuamati gelang merah yang terkalung ditanganku dengan gembira.setiap kali aku menggoyangkan tangan, bel gelang itu akan bergemerincing dengan nyaring.meski langit sudah gelap, aku berjalan pulang kerumahdengan hati yang senang.tadi siang sewaktu aku pulang dari tempat les, aku dan maeda sepakat berbelanja bareng. saat itulah aku menemukan gelang indah ini dijual dengan harga yang benar-benar murah. amka tak ragu lagi, aku pun langsung membelinya.
cerincing... cerincing...
Ah... gelang ini memang benar-benar cantik! dengan aksesorisnya yang berbentuk kucing, gelang ini semakin terlihat sangat manis. Aku jadi heran kenapa gelang ini dijual dengan harga yang sangat murah. Jangan…jangan… ada apa-apanya lagi? Aku berusaha melenyapkan hal-hal aneh yang ada didalam pikiranku. Apapun alasannya, aku bisa mendapatkan gelang yang oke tanpa harus mengeluarkan biaya mahal.
Tiba-tiba aku mendengar suara mengeong kucing dari belakang kakiku. Spontan aku berbalik badan. Tepat, dibelakangku ada kucing berwarna hitam menggunakan kalu ng berwarna merah dilehernya dan menatapku dengan bola matanya yang hijau. Aku menelan ludah. Aku tidak begitu suka dengan kucing berwarna hitam, apalagi disaat maghrib hari. Maka cepat-cepat aku berbalik dan melanjutkan jalan kerumah.
Cerincing…cerincing…
“kak farah!” sambut adikku viona, ketika aku sudah sampai didepan rumah.
“kok kamu berdiri gitu didepan rumah?” tanyaku padanya.
“iya lagi nungguin teman mengantar catatan” jawabnya sembari membukakan pita gerbang untukku. “wah, kucing siapa ini? Lucu banget!”
Aku mengerutkan kening. “kucing?”
“itu kucing yang ada dibelakang kakak” katanya, ia menunjukan arah kebelakangku. Aku menoleh. Ya ampun! Inikan kucing hitam yang ada ditengan jalan tadi? Bukannya jarak dari tempat tadi kerumah lumayan jauh? Masa iya daritadi kucing ini mengikuti aku terus?
“kenapa kak? Kok bengong terus?” Tanya viona kebingungan. Aku yang tersadar segera mengunci pintu gerbang dan mengajak viona masuk kerumah. “lho,lho? Lho kok aku juga dibawa masuk? Akukan lagi nungguin yudha datang!” protesnya
“sstt kamu nungguin yudha disini aja! Hati-hati sama kucing hitam yang ada diluar tadi!” kataku serius
“hah?memangnya kenapa?” tanyanya serius
“pokoknya hati-hati aja deh!kucing hitam itu pembawa sial”kataku sembari ngeloyor kekamar. Iya,aku memang percaya sama mitos ini bahwa kucing hitam pembawa sial. Tapi aku gak mau ketiban sial Cuma gara-gara kucing hitam doing! Jiahh N’tar kan juga kucing hitamnya itu pergi sendiri!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar